Selanjutnya : aku  


aku pun masih mencium bau keringatmu

keringat yang kau gali dari kubangan darah

yang mengucur dari sela – sela nadi

dan dari situlah padi akan kau panen

darah, kini telah berhenti mengalir

tak kudapati lagi cangkul yang sengaja

kau pajang di ruang makan

hanya sisa – sisa bau keringat di bajumu

yang kini merayap dan lekat pada tubuhku

“ maafkan aku, sayang, aku lelah, biarkan darah itu mengucur dari tubuhmu dan kau yang akan menggali keringat “

Oktober 2007


What next?

You can also bookmark this post using your favorite bookmarking service:

Related Posts by Categories



0 komentar: to “ Selanjutnya : aku