Takbir  

Aku hendak sembunyi dari elang mata mengintip

pada lubang kunci pintu belakang

dia yang utusan

Kau

pasalnya, aku mengeja takbir belum sempurna

dia nyelinap pada kuncup nadi

menyekap paru-ku dengan salam

aku bilang sudah

aku belum rampung mengemasi mimpi jingkrak

jingkrak mengharap langit dari gigir yang sembunyi

menenggelamkan takbir dalam parau

entah.

Kau maksud tentang takbir belum sempurna, benarkah?

Kau memapahku pada julur harap rindu

segala rindu

aku bilang nanti

Matesih, 21 Agustus 2007

What next?

You can also bookmark this post using your favorite bookmarking service:

Related Posts by Categories



0 komentar: to “ Takbir