: kau  

tiba – tiba kutemui mimpiku yang membeku,
meleleh di beningnya khotbahmu yang menjelma pahatan putih bening
dan kusaksikan kenangan pucat pasi mengabarkan salam perpisahan

sambil mencium wangi cemara yang blingsatan keluar dari tubuhmu,
segerombolan serdadu berbaris, sepatu berderap – derap,
melesakkan puisi laki – laki baru
tubuhku pun gagap berkata menawarkan lukisan
dunia yang mengusungnya menuju langit biru

Palur, 28 November 2007

What next?

You can also bookmark this post using your favorite bookmarking service:

Related Posts by Categories



0 komentar: to “ : kau